INDONESIA MODERN (RIKCLEFS) - BAGIAN IV. MUNCULNYA KONSEPSI INDONESIA +- 1900-1942
Sabtu, 18 April 2015
~
Bab 13. Zaman
Penjajahan Baru
Pada awal abad XX kebijakan dari
pemerintahan Belanda mengalami perubahan arah. Kebijakan kolonial Belanda kini
memiliki tujuan baru. Eksploitasi mulai dikurangi dan diganti dengan
penyataan-pernyataan keprihatinan terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kebijakan tersebut bernama “Politik Etis”.
Dengan munculnya kebijakan ini, kemudian mengakibatkan perubahan-perubahan yang mendasar. Dalam kebijakan Politik Etis ini yang paling menonjol terlihat adalah janjinya daripada penampilannya, dalam prakteknya eksploitasi dan penaklukan sebenarnya tidak berubah. Namun, ini tidak mengurangi pentingnya zaman penjajahan baru ini.
Dengan munculnya kebijakan ini, kemudian mengakibatkan perubahan-perubahan yang mendasar. Dalam kebijakan Politik Etis ini yang paling menonjol terlihat adalah janjinya daripada penampilannya, dalam prakteknya eksploitasi dan penaklukan sebenarnya tidak berubah. Namun, ini tidak mengurangi pentingnya zaman penjajahan baru ini.
Politik Etis berakar dari masalah
kemanusiaan dan adanya keuntungan politik. Banyak pula kecaman-kecaman terhadap
pemerintahan bangsa Belanda dari banyak pihak. Selama zaman “liberal”
(1870-1900) kapitalisme swasta memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan
kebijakan penjajahan. Industri Belanda mulai melihat Indonesia sebagai pasar
yang dinilai potensial yang standard hidupnya perlu ditingkatkan. Pihak yang
beraliran kemanusiaan membenarkan apa yang dipikirkan oleh kalangan pengusaha
dan akhirnya lahirlah politik Etis.
C. Th. Van Deventer (1899)
menerbitkan artikel “Een eereschuld (Suatu Hutang Kehormatan)” yang mengatakan
bahwa negeri Belanda berhutang kepada bangsa Indonesia terhadap semua kekayaan
yang telah diperas dari negeri mereka. Kemudian pemikiran Van Deventer ini
dipraktekan oleh Alexander W.F. Idenburg yang pada saat itu menjabat sebagai
Menteri Urusan Daerah-daerah Jajahan. Pihak belanda menyebutnya tiga perinsip
yang mendasari kebijakan baru. Yaitu educatie,
emigratie, irrigatie (pendidikan, perpindahan penduduk, pengairan).
Sebuah pertanyaan besar yang timbul dengan adanya politik
Etis ini adalah kapan kebijakan ini akan berakhir. Dalam rangka membuat aggaran
belanja kolonial seimbang, maka banyak lapangan pekerjaan yang dihapuskan dan
beban pajak bagi rakyat Indonesia dinaikkan. Pemerintahan kolonial menekan
adanya tanggung jawab umum akan kesejahteraan Indonesia, sekalipun tidak
terwujud, sebagai suatu prinsip pemerintahan menunjuk tahun 1942, ketika pihak
Jepang mengakhiri kekuasaan orang-orang Belanda.
IDENTITAS BUKU
A. Nama Buku : SEJARAH INDONESIA MODERN
B. Penulis Buku : M. C. Ricklefs
C. Penerjemah : Drs. Dharmono Hardjowidjono
D. Penerbit/kota/tahun : Gadjah Mada university Press / Yogyakarta / 1991
E. Jumlah bab/halaman : 6/478
0 komentar:
Posting Komentar